Pengertian tumbuhan paku Tumbuhan paku atau pteridophyta memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan lumut karena telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Paku tumbuh dengan baik di tempat lembab dan juga dalam lingkungan air tawar. Paku dengan mudah dapat ditemukan di samping rumah kita, selain itu sawah padi yang subur seringkali ditumbuhi paku air dari jenis Azolla note Azola mampu bersimbiosis dengan bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas sehingga dapat diolah menjadi pupuk organik. Azolla paku air Ciri tumbuhan paku Tumbuhan paku memiliki ciri sebagai berikut Organisme multiseluler eukariotik berukuran besar dan selnya memiliki organel bermembran Mampu melakukan fotosintesis menghasilkan glukosaorganisme autotrof Sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati lumut belum menghasilkan akar, batang, dan daun sejati Menghasilkan spora untuk berkembang biak Akar tumbuhan paku tidak terlalu kuat menghujam pada substrat kecuali paku tiang. Akar dan batang paku dari luar ke dalam tersusun atas epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder pusat ini terdapat xilem dan floem yang bertugas sebagai pembuluh angkut. Sedangkan daunnya tersusun atas epidermis, mesofil, dan pembuluh angkut. Pada satu individu paku memiliki beberapa jenis daun yang berbeda. Berdasarkan ukurannya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil merupakan daun kecil yang tidak bertangkai dan bentuknya mirip sisik Makrofil merupakan daun besar yang memiliki tulang daun seperti daun pada umumnya Sedangkan berdasarkan fungsinya daun paku dibedakan menjadi sporofil dan tropofil Sporofil adalah daun yang mampu menghasilkan spora Tropofil adalah daun yang tidak menghasilkan spora dan fungsi utamanya adalah fotosintesis Siklus hidup paku Dalam siklus hidupnya tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan dari fase gametofit menuju fase sporofit. Siklus hidup paku Sikiklus hidup paku adalah sebagai berikut. Spora paku akan berkecambah membentuk gametofit Gametofit akan tumbuh dan menghasilkan anteridium organ jantan dan arkegonium organ betina Anteridium akan menghasilkan sperma yang akan bergerak mencari ovum pada arkegonium Penyatuan antara sperma dan ovum akan menghasilkan zigot Zigot akan berkembang menjadi sporofit paku dan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang biasa kita lihat Sporofit yang telah dewasa akan menghasilkan sporangium atau kotak spora untuk menghasilkan spora Saat dimana tumbuhan paku menghasilkan sperma gamet jantan dan ovum gamet betina disebut fase gametofit. Sedangakan saat dimana paku menghasilkan spora disebut fase sporofit. Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora yang umumnya terletak di bawah permukaan daun, di tepi daun, atau di ujung batang. Selengkapnya dapat dibaca pada Siklus Hidup Paku. Klasifikasi tumbuhan paku Berdasarkan morfologi atau bentuk tubuhnya, tumbuhan paku dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu sebagai berikut. Psilophyta paku purba Paku ini disebut paku purba karena sebagian besar anggotanya telah punah sejak jaman dahulu kala. Paku ini memiliki daun yang bentuknya seperti sisik, batang yang bercabang-cabang, dan sporangium terbentuk di antara ketiak batang. Struktur tubuh paku ini masih sangat sederhana dibandingkan kelompok paku yang lain. Contoh Psilotum sp. Psilophyta Lycophyta paku kawat Lycophyta juga termasuk paku purba karena telah hidup sejak jaman dahulu. Paku ini memiliki batang seperti kawat sehingga disebut paku kawat, daunnya berbentuk seperti rambut atau sisik. Sporangium terbentuk pada strobilus di ujung batang. Contoh Lycopodium sp, Selaginella sp. Lycophyta Equisetophyta paku ekor kuda Equisetophyta memiliki bentuk tubuh seperti ekor kuda. Batangnya berongga dan daun tersusun melingkar beruas-ruas pada batang. Sporangium terbentuk pada strobilus di ujung batang. Paku ini umumnya tumbuh di tempat berpasir. Contoh Equisetum sp. Equisetophyta Pterophyta paku sejati Ptrophyta merupakan jenis paku yang paling banyak ditemukan disekitar kita. Paku ini memiliki akar, batang, dan daun yang sangat jelas. Beberapa jenis memiliki batang yang dapat mencapai ketinggian beberapa meter. Sporangium terbentuk di bawah permukaan daunnya. Contoh Adiantum sp, Asplenium sp, dan Marsilea sp. Pterophyta Sedangkan berdasarkan jenis sporanya, paku dapat dibedakan menjadi tiga macam. Paku homospora Paku ini menghasilkan satu jenis spora, spora ini nantinya akan berkecambah dan tumbuh menjadi protalium yang mengandung anteridium dan arkegonium pada individu yang sama. Contoh Lycopodium sp. Paku heterospora Paku ini menghasilkan spora yang berbeda ukurannya, spora jantan yang berukuran lebih kecil disebut mikrospora sedangkan spora betina disebut makrospora. Mikrospora akan tumbuh menjadi protalium yang menghasilkan anteridium, sedangkan makrospora akan menghasilkan protalium yang akan menghasilkan arkegonium. Contoh Selaginella sp. Paku peralihan Paku ini menghasilkan spora dengan ukuran sama namun ketika spora ini berkecambah akan tumbuh menjadi protalium yang menghasilkan anteridium dan arkegonium yang terpisah pada individu yang berbeda. Contoh Equisetum sp. Tumbuhan paku memiliki banyak manfaat bagi manusia, beberapa jenis tumbuhan paku dari kelompok Pterophyta kadang dipetik daun mudanya dan dimakan sebagai sayur. Paku dari jenis Adiantum sering kali ditanam dalam pot sebagai penghias pekarangan rumah. Azolla atau paku air sering dijadikan pupuk organik karena memiliki kandungan nitrogen yang tinggi. Di beberapa tempat di luar Jawa, daun paku Drynaria dijadikan layang-layang untuk membantu nelayan menangkap ikan di laut.Tumbuhanmerupakan anggota dari kingdom plantae, salah satu kemampuan tumbuhan yang tidak dimiliki makhluk hidup lain adalah kemampuannya dalam menciptakan makanan sendiri. Tumbuhan merupakan organisme multiseluler pada tataran kerajaan plantae yang mampu melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Misalnya pohon, semah, dan rumput. Pteridophyta tumbuhan paku adalah tumbuhan tingkat tinggi yang sudah mempunyai akar, daun serta batang sejati. Tumbuhan paku ini bisa ditemukan hidup di tempat yang lembab higrofit, hidup di air hidrofit serta menempel pada pohon lain epifit. Pteridophyta tidak menghasilkan biji dalam proses seksualnya, melainkan mereka melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan serta perkembangbiakannya. Sekarang ini sudah ada sekitar spesies pteridophyta yang sudah dikenali. Ciri-ciri Pteridophyta Organisme multiseluler serta ekariotikselnya mempunyai membran inti. Mempunyai akar, batang, daun sejati serta berspora sehingga disebut kormophyta spora. Akarnya berbentuk mirip serabut serta ada kaliptra tudung akar pada ujungnya. Jaringan akar tumbuhan paku tersusun atas epidermis, korteks serta silinder pusat. Batangnya pun tersusun atas jaringan epidermis, korteks serta silinder pusat. Pada silinder pusat ada berkas vaskuler pembuluh angkut berperan penting dalam siklus kehidupannya. Daunnya tersusun atas jaringan epidermis, mesofil serta pembuluh angkut. Tumbuhan paku bisa bereproduksi secara seksual serta aseksual dalam sebuah siklus yang berkelanjutan metagenesis. Tak menghasilkan biji. Spesiesnya banyak hidup di daerah tropika basah. Jenis-jenis Pteridophyta Berdasarkan Jenis Sporanya Paku Homospora Paku Homospora adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang mempunyai jenis kelamin serta ukuran sama, tidak bisa dibedakan antara spora jantang dan betina. Tumbuhan jenis ini biasa disebut Tumbuhan paku Isospora. Paku Heterospora Paku heterospora adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang ukurannya berbeda antara spora jantang serta betina. Spora jantan berukuran sangat kecil disebut mikrospora. Sementara spora betina berukuran sangat besar disebut makrospora. Paku heterospora dikenal dengan sebutan an-isospora. Paku Peralihan Paku Peralihan adalah tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang berbeda jantan atau betina tapi ukuran sporannya sama. Berdasarkan Kelasnya Psilophyta Paku Purba/Paku Telanjang Pteridophyta kelas psilophyta belum mempunyai daun dan akar yang sejati, namun mempunyai batang yang sudah ada berkas pengangkutnya. Batangnya bercabang serta memiliki sporangium di ujungnya. Umumnya mereka sering terlihat di air dangkal. Dindingselnya terdapat beberapa lapis sel yang tersusun sebagai tetrad berdiameter batangnya sekitar 1 cm. Bagian-bagian yang melebar bukanlah daun, melainkan mulut kulit yang tak fertil serta berfungsi guna asimilasi sehingga dianggap sebagai bentuk purbakala dari daun. Pada bagian batang ada sebuah struktur yang disebut mikrofil. Mikrofil tersebut berbentuk sisik, tidak bertulang, serta tersusung jarang-jarang dalam garis spiral. Equisetophyta/Sphenophyta Paku ekor kuda Tumbuhan paku kelas ini adalah tumbuhan paku yang mempunyai batang mirip dengan bentuk ekor kuda. Daunnya mirip kawan serta tersusun dalam satu lingkaran Lycophyta Paku Kawat/Paku Rambat Lycophyta adalah tumbuhan paku dengan berkas pengangkut sederhana serta memiliki akar membentuk percabangan menggarpu. Pada tubuh tumbuhan ini ditemukan daun yang berbentuk mirip rambut atau jarum. Sporofilnya berbentuk segitiga sama sisi, memiliki rangkaian, memiliki sporangium yang agak pipih. Letak sporangium ialah pada sisi atas daun, dekat dengan pangkalnya. Filicinae/Pterophyta Paku Sejati Filicinae adalah kelompok tumbuhan paku yang tingkatannya lebih tinggi dari sebelumnya. Kelas ini sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati secara keseluruhan. Daunnya berukuran besar sampai disebut megafil. Batangnya bisa tumbuh di atas atau di bawah tanah. Ciri khas dari filicinae ialah daunnya yang mudah menggulung dengan sporus yang umumnya ditemukan di bagian permukaan daun. Manfaat Pteridophyta Sayuran Tumbuhan paku umumnya dimanfaatkan sebagai sayuran antara lain Marsilea Crenata Semanggi serta Pteridium Aquilinum Paku Garuda. Tanaman Hias Beberapa spesies yang dijadikan tanaman hias adalah Adiantum Cuneatum Suplir, Asplenium Nidus Paku sarang burung serta Platycerium Biforme Paku Simbar Menjangan. Obat-Obatan Contoh tumbuhan paku yang dipakai sebagai obat ialah Equisetum paku ekor kuda sebagai obat diuretik serta Selaginella sebagai obat luka. Bahan Bangunan Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan guna pembuatan tiang bangunan ialah Alsophila Glauca. Alat Penggosok/Pembersih Equisetum sp Paku ekor kuda pun banyak dimanfaatkan sebagai alat penggosok atau ampelas. Pupuk Hijau Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau ialah Azolla Pinnata bersimbiosis dengan Anabaena Azolle yang bisa mengikat gas Nitrogen bebas. Cara Reproduksi Pteridophyta Reproduksi tumbuhan paku terbagi dalam 2 dua fase yaitu fase vegetatif dan generatif. Reproduksi tumbuhan paku secara vegetatif dengan rhizoma dan membentuk spora. Secara generatif dengan pembentukan gamet. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara generasi sporofit penghasil spora dengan generasi gametofit penghasil gamet proses metagenesis tumbuhan paku sebagai berikut Fase Sporofit Spora di hasilkan dari kotak spora yang di sebut sporangium Sporangium berkumpul dalam satu badan yang disebut dengan sorus yang terdapat daun sporofit Spora keluar dari sporangium dan bila jatuh di tempat yang cocok akan terjadi pembuahan dan berbentuk zigot Zigot akan berkembang menjadi sporofit dan berkembang menjadi sporofit dewasa. Fase Gametofit Pada generasi gametofit, protarium membentuk anteridium sebagai alat kelamin jantan dan menghasilkan spermatozoa sedangkan arkegonium sebagai alat kelamin betina yang menghasilkan ovum. Hasil peleburan antara sperma dan ovum menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku baru memiliki akar, batang dan daun. Siklus Reproduksi Tumbuhan Paku Klasifikasi Pteridophyta Perbedaan Kelas Pteridophyta Psilophtinae dan Lycopodiinae Contoh Gambar Tanaman Paku Demikianlah artikel dari tentang Pteridophyta Tanaman Paku Pengertian, Ciri, Jenis, Manfaat, Cara Reproduksi, Siklus, Klasifikasi, Perbedaan Kelas, Contoh Dan Gambarnya, semoga bermanfaat Sorusadalahkantong spora yang akan menyimpan spora sebelum matang. Tumbuhan paku ada yang menyerupai pohon namun tidak bercabang. Gambar 4. Bagian-bagian tumbuhan paku Pergiliran keturunan atau metagenesis tumbuhan paku adalah sebagai berikut: 1. Tumbuhan paku ialah generasi sporofit yang menghasilkan spora 2. Tumbuhan paku fern atau PteridophytaYunani, Pteron = bulu, phyton = tumbuhan merupakan kelompok Plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagaian akar, batang, dan daun sejati. sususnan daun seperti bulu menyirip. Tumbuhan paku dapat bereproduksi dengan spora sehingga disebut Cormophyta berspora. Berbeda dengan lumut, Pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler Tracheophyta karena sudah memiliki pembuluh angkut xilem pembuluh kayu dan floem pembuluh tapis. Masyarakat juga mengenal tumbuhan paku dengan istilah pakis. Kajian evolusi menyatakan bahwa tumbuhan vaskuler berspora tumbuhan paku diperkirakan sudah ada dan mendominasi hutan selama masa Karboniferus; sekitar 360 juta tahun silam. Ciri – ciri Tumbuhan Paku Pteridophyta Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat dijumpai di daratan. Ciri – ciri tumbuhan paku sebagai berikut Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang batang sudah terdapat jaringan pengangkut, dengan sistem sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan keturunan gametofitnya adalah protalium, tidak mempunyai akar sejati, sertamempunyai anteridium dan berkutub satuUjung daun paku yang muda umumnya paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra, tipe pembuluh umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga dibedakan menjadi sporofil dan tropofil A. Cara Hidup dan Habitat Pteridophyta Tumbuhan paku merupakan organisme fotoautotrof, artinya dapat membuat makanan sendiri dengan cara berfotosintesis. Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembab higrofit, di air hidrofit, permukaan batu, tanah, atau dan menempel epifit di kulit pohon. Tumbuhan paku yang tumbuh di tanah, misalnya Adiantum cuneatum suplir dan Alsophila glauca paku tiang. Tumbuhan paku yang hidup di tanah berair, misalnya Marsilea sp. Tumbuhan paku yang hidup menempel di pohon, misalnya Platycerium bifurcatum paku tanduk rusa dan Asplenidum nidus paku sarang burung. Tumbuhan paku melimpah dan tumbuh subur di daerah hutan hujan tropis. B. Ciri-Ciri Tubuh Pteridophyta Bentuk dan Ukuran Tubuh Pteridophyta Tumbuhan paku termasuk Cormophyta, berbentuk seperti tumbuhan tingkat tinggi, dengan ukuran tubuh yang bervariasi. Ada yang berukuran hanya beberapa sentimeter, misalnya paku air Azolla caroliniana. Ada pula yang berbentuk seperti pohon dengan tinggi 5 m, misalnya paku tiang Alsophila glauca. Para ahli menduga tumbuhan paku di masa Karboniferus ada yang tingginya mencapai 15-20 m. Tumbuhan paku juga mengalami pergantian bentuk gametofit dan sporofit. Sporofit mudah dibedakan karena memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki bentuk yang lebih kompleks daripada gametofit. Struktur dan Fungsi Tubuh Pteridophyta Berbentuk Sporofit Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu akar, batang, dan daun. Rizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar. Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga tampak berwarna hijau. Batang tumbuhan paku bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada juga batang yang memiliki rambut-rambut halus berbulu. Tumbuhan paku memiliki batang yang tumbuh dibawah permukaan tanah rizom. Tumbuhan paku memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial, bila xilem dan floem tersusun menjari, misalnya pada Lycopodium. Berkas pembuluh bertipe konsentris bila xilem terletak di tengah dan dikelilingi oleh floem, misalnya pada Selaginella. Pembuluh xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi mengangkut zat organik hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh. Pada umumnya tumbuhan paku berdaun dan daunnya memiliki urat-urat daun. Daun tumbuhan paku ada yang berukuran besar, disebut makrofil. ada pula daun yang berukuran kecil, disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik, misalnya pada Equisetum paku ekor kuda. Tumbuhan paku yang tidak berdaun disebut paku telanjang, misalnya Psilotum. Daun tumbuhan paku muda yang menggulung disebut fiddlehead circinnate, sirsinat. Gulungan akan terbuka ketika daun muda tumbuh menjadi daun dewasa. Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut Tropofil adalah daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesis dan tidak mengandung adalah daun yang menghasilkan spora Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, tumbuhan paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut Paku heterofil memiliki dua macam daun yang berbeda ukuran dan bentuknya. Contohnya, paku sisik naga Drymoglossum yang memiliki sporofil dengan ukuran lebih panjang daripada homofil memiliki daun dengan ukuran dan bentuk yang sama. Contohnya, Adiantum cunninghamii suplir dan Nephrolepis. Spora dihasilkan di dalam Sporangium kotak spora. Sporangium pada tumbuhan paku terkumpul dalam bentuk berikut. Sorus. Sporangium berada di dalam kotak terbuka atau tertutup oleh indusium. Di dalam sporangium, terdapat anulus, yaitu sejumlah sel penutup yang berdinding tebal dan membentuk cincin. JIka sporangium kering, anulus akan membuka dan menyebarkan spora. Sorus terdapat di permukaan bawah daun dengan susunan yang beraneka ragam, antara lain sejajar tulang daun, berjajar di tepi daun, tersebar berbentuk niktah, dan zig-zag. Contohnya, Nephrolepis dan Adiantum. Strobilus. Sporangium membentuk suatu bangun kerucut bersama sporofil. Contohnya Lycopodium dan Selaginella. Sporokarp. Sporangium dibungkus oleh daun buah karpelum. Contohnya, Salvinia, Marsilea, Azolla, dan paku air lainnya. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. Paku homospora atau isospora menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Paku homospora disebut juga berumah satu karena sporanya akan tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium. Contohnya, Lycopodium, Neprolepis, Drymoglossum, dan Dryopteris filix-mas. Paku heterospora atau anisospora menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran yang berbeda. Spora yang berukuran besar makrospora atau megaspora berkelamin betina yang akan tumbuh menjadi makroprotalium atau megaprotalium pembentuk arkegonium. Spora yang berukuran kecil mikrospora berkelamin jantan yang akan tumbuh menjadi mikroprotalium pembentuk anteridium. Paku heterospora disebut juga berumah dua. contohnya, Selaginella paku rane, Salvinia, Marsilea semanggi. Paku peralihan atau campuran; menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi jenisnya berbeda berkelamin jantan atau betina. spora dapat tumbuh menjadi protalium yang akan membentuk salah satu alat kelamin ” arkegonium atau anteridium saja. Paku peralihan termasuk berumah dua. Contohnya, Equisetum debile paku ekor kuda. Struktur dan Fungsi Tubuh Pteridophyta Bentuk Gametofit Gametofit pada tumbuhan paku berupa talus ada yang berukuran kecul beberapa milimeter dan ada yang berukuran besar. Pada umumnya, ganetofit berbentuk lembaran seperti hati atau daun waru yang disebut protalium protalus. Gametofit melekat pada substrat menggunakan rizoid. Gametofit berukuran kecil, misalnya pada Equisetum dan Lycopodium, sedangkan gametofit berukran besar, misalnya pada Platycerium bifurcatum paku tanduk rusa. Pada umumnya, sel-sel gametofit mengandung klorofil dan dpat berfotosintesis. Pada jenis tumbuhan paku tertentu, misalnya yang bersimbiosis dengan jamur, zat organik diperoleh dari jamur simbion karena gametofitnya tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Gametofit akan membentuk alat kelamin jantan anteridium dan alat kelamin betina arkegonium. Anterdium akan menghasilkan spermatozoid berflagel, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum sel telur. Tumbuhan paku berumah satu memiliki gametofit biseksual yang dapat membentuk dua macam alat kelamin, baik anteridium maupun arkegonium, misalnya paku homospora. Tumbuhan paku berumah dua memiliki gametofit uniseksual yang hanya membentuk salah satu alat kelamin anteridium atau arkegonium saja, misalnya paku heterospora dan paku peralihan. Reproduksi Pteridophyta Tumbuhan paku dapat melakukan reproduksi secara aseksual vegetatif dan seksual generatif.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora di dalam sporangium dan menggunakan rizom. Rizom akan membentuk tunas-tunas tumbuhan paku yang berkoloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan spermatozoid di dalam anteridium dan ovum di dalam arkegonium. Fertilisasi antara spermatozoid dan ovum akan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Secara umum, tahapan metagenesis pada tumbuhan paku adalah sebagai berikut Spora paku haploid n yang jatuh di tempat lembap akan berkecambah dan berkembang menjadi protalium gametofit yang juga haploid n.Protalium akan membentuk anteridium n dan arkegonium n. Di dalam anteridium dibentuk spermatozoid n, sedangkan di dalam arkegonium dibentuk ovum n.Jika terjadi fertilisasi antara spermatozoid dan ovum, akan terbentuk zigot yang diploid 2n.Zigot akan tumbuh menjadi sporofit atau tumbuhan paku yang diploid 2n. Sporofit selanjutnya akan membentuk sporofil daun pembentuk spora yang juga diploid 2n.Sporofil 2n akan membentuk sporangium 2n. Di dalam sporangium terdapat sel induk spora 2n yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid n. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu Paku Homospora IsosporaMerupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat Lycopodium clavatum. Paku HeterosporaMerupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yaitu mikrospora jantan dan makrospora betina, misalnya paku rane Selaginella wildenowii dan semanggi Marsilea crenata. Paku PeralihanMerupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama isospora tetapi memiliki fungsi berbeda yaitu sebagian jantan dan sebagian betina heterospora, misalnya paku ekor kuda Equisetum debile. Tumbuhan paku mengalami daur hidup seperti halnya tumbuhan lumut. Namun, pada tumbuhan paku, generasi sporofit adalah adalah generasi yang dominan dalam daur hidupnya. Klasifikasi Tumbuhan Paku Ptridophyta Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasarkan ciri tubuhnya menjadi empat subdivisi, yaituPaku Purba/Telanjang PsilopsidaDikatakan telanjang karena tidak berdaun atau daunnya kecil, ada pula yang tidak berakar sejati. Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Ada satu jenis yang sekarang masih ada tetapi hampir punah, yaitu – ciri Paku Purba Struktur tubuhnya sederhana, dengan tinggi antara 30 cm – 1 mUmumnya tidak memiliki daun dan akar sejati, tetapi memiliki rizom yang dikelilingi oleh rizoid. Jika terdapat daun, daunnya berukuran kecil mikrofil seperti sisikBatang beruas-ruas dan berbuku nyata, bercabang-cabang, berklorofil, serta memiliki jaringan pengangkutSporangium terkumpul dalam sinangium yang terletak di ketiak daun pada ruas-ruas batangMenghasilkan satu jenis spora paku homospora Psilotum nudum Paku purba Paku Kawat LycopsidaLycopsida memiliki ciri-ciri berdaun kecil dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus kerucut. Batangnya seperti kawat. Contohnya Lycopodium, Selaginella, dan Isoetes. Lycopodiinae paku kawat adalah tumbuhan paku yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut Memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun rapat pada batangBatang berbentuk seperti kawat. Pada bagian ujung batang terdapat sporangium yang terkumpul dalam struktur seperti gada yang disebut strobilusMerupakan tumbuhan paku homospora atau heterosporaGametofit bersifat biseksual menghasilkan dua jenis alat kelamin atau uniseksual menghasilkan satu jenis alat kelaminBanyak ditemukan hidup di hutan-hutan daerah tropis, baik tumbuh di permukaan tanah atau sebagai epifit Lycopodium clavatum Paku Ekor Kuda SphenopsidaSphenopsida memiliki ciri-ciri daun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium terdapat dalam strobilus kerucut. Contohnya Equisetum dan Calamites. Equisetinae paku ekor kuda adalah tumbuhan paku dengan percabangan batang yang khas seperti uliran atau lingkaran, sehingga menyerupai ekor kuda. Ciri-ciri dari anggota Equisetinae adalah sebagai berikut Memiliki tubuh dengan tinggi rata-rata 1 m, tetapi ada juga yang tingginya mencapai 4,5 mSporofit berdaun kecil mikrofil dan berbentuk seperti sisik dengan warna agak transparanBatang beruas-ruas dan berongga, serta memiliki rizomSporangium terkumpul di dalam badan berbentuk kerucut yang disebut strobilusMenghasilkan spora yang sama bentuknya, tetapi berbeda jenisnya ada yang jantan dan ada yang betina, sehingga disebut paku peralihanGametofit berukuran kecil dan mengandung klorofil, sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit jantan tumbuh dari spora jantan dan menghasilkan anteridium. Sementara gametofit betina tumbuh dari spora betina dan menghasilkan arkegonium Equisetum sp Paku Sejati FilicinaePteropsida merupakan tumbuhan paku yang dapat dilihat di sekitar kita, yang umum disebut pakis. Ciri-cirinya daunnya besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada sporofil daun penghasil spora.Batang terdapat di bawah tanah atau berupa rizomSporangium tersusun dalam sorus yang terletak di permukaan bawah daun, dengan posisi di sepanjang tepi daun atau di dekat tulang daun. Sorus umumnya dilindungi oleh indusium. Pada paku yang hidup di air, sporangium terdapat di dalam badan buah yang disebut sporokarpiumGametofit memiliki klorofil, dengan ukuran bervariasi. Gametofit bersifat uniseksual atau biseksual Contohnya paku sarang burung Asplenium nidus, suplir Adiantum cuneatum, semanggi Marsilea crenata Paku Sarang Burung, Semanggi, Suplir Manfaat Tumbuhan Paku Ptridophyta Manfaat tumbuhan paku antara lain. Untuk tanaman hias, misalnya Platycerium bifurcatum paku tanduk rusa, Asplenium nidus paku sarang burung, Adiantum cuneatum suplir, Selaginella wildenowii paku rane.Untuk bahan obat-obatan, misalnya Aspidium felixmas, dan Lycopodium clavatum paku kawat.Untuk sayuran dapat dimakan, misalnya Marsilea crenata paku semanggi.Sebagai pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata dan Anabaena pelindung tanaman pertanian, misalnya Gleichenia linearis Jelaskan Sebutkan; Contoh; Table of Contents. Ciri-ciri tumbuhan lumut; PENGERTIAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) CIRI-CIRI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) SIKLUS HIDUP TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) Apakah akibat dari penemuan nelson tansu ini dalam mengubah kehidupan manusia (bisa di bidang sosial, ekonomi Definisi Pteridophyta Tumbuhan paku Pteridophyta merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan penyebaran yang luas. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering gurun. Total spesies yang diketahui hampir diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia, sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh Tracheophyta karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara. Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae paku kawat atau paku rambat . Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai m di atas permukaan laut. Tumbuhan paku Pteridophyta merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obatobatan. Namun secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan. Pengertian Tumbuhan Paku Pteridophyta Tumbuhan paku Pteridophyta berasal dari kata Yunani yaitu Pteron artinya bulu, dan phyton artinya tumbuhan. Tumbuhan paku Pteridophyta adalah kelompok Plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati. Meskipun masih ada beberapa kelompok paku yang struktur tubuhnya belum lengkap. Baca Juga Organel Sel Tumbuhan Morfologi Pteridophyta Tumbuhan paku Pteridophyta merupakan organisme multiseluler dan eukariotik. Umumnya sudah memiliki akar, daun, dan batang yang jelas kormophyta. Ciri-ciri Pteridophyta Akar berupa Rhizoid pada generasi gametofit Akar serabut pada gerasi saprofit Struktur anatomi akar Pada bagian ujung di lindungi oleh kaliptra Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh akar berbentuk bidang empat yang aktifitasnya keluar membentuk kaliptra sedangkan kedalam membentuk sel-sel akar Pada slender pusat terdapat fasisi berkas pembuluh angkut bertipe konsentris xilem dikelilingi floem Batang Prothalium pada generasi gametofit Batang sejati pada generasi sporofit Struktur atanomi batang Epidemis mempunyai jaringan pengakut yang terdiri dari atas sel-sel skelenkim Korteksbanyak mengandung lubangruang antar sel Silender pusat terdiri dari xilem dan floem yang membentuk berkas pengangkut bertipe konsentris Daun Daun terdeferensiasi sehingga berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi dua yaitu Daun mikkrofil Ukuran kecil, hanya setebal selapis sel dan membentuk rambut Daun makkrofil ukuran besar dan tipis, sudah memiliki bagian- bagian daun seperti tulang daun,tangkai daun, mesofis dan epidermis Berdasarkan fungsinya, di bedakan menjadi dua yaitu Daun tropofil untuk fotosintesis Daun sporofil penghasil spora Spora berkumpul di sporangium bisa terdapat pada strobilus. Setiap sporangium di kelilingi oleh sederetan sel yang membentuk bangunan seperti cincin yang disebut annulus yang berfungsi sebagai mengatur pengeluaran spora. Spora berkumpul dalam yang di sebut sorus. Sorus yang masih muda dilindungi oleh selaput sel yang sebut Gambar selaput sel insidium dan daun tropofil dan sporofil Baca Juga Tumbuhan Sirih Reproduksi Pteridophyta Reproduksi tumbuhan paku terbagi dalam 2 dua fase yaitu fase vegetatif dan generatif. Reproduksi tumbuhan paku secara vegetatif dengan rhizoma dan membentuk spora. Secara generatif dengan pembentukan gamet. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara generasi sporofit penghasil spora dengan generasi gametofit penghasil gamet proses metagenesis tumbuhan paku sebagai berikut Fase sporofit Spora di hasilkan dari kotak spora yang di sebut sporangium Sporangium berkumpul dalam satu badan yang disebut dengan sorus yang terdapat daun sporofit Spora keluar dari sporangium dan bila jatuh di tempat yang cocok akan terjadi pembuahan dan berbentuk zigot Zigot akan berkembang menjadi sporofit dan berkembang menjadi sporofit dewasa. Fase gametofit Pada generasi gametofit, protarium membentuk anteridium sebagai alat kelamin jantan dan menghasilkan spermatozoa sedangkan arkegonium sebagai alat kelamin betina yang menghasilkan ovum. Hasil peleburan antara sperma dan ovum menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku baru memiliki akar, batang dan daun. Siklus Reproduksi Tumbuhan Paku Gambar Fase Gametofit dan Sporofit Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan, dikenal tumbuhan paku homospora, paku peralihan, dan paku heterospora. Paku homospora Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau spora betina saja. Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat. Gambar Spora pada Lycopodium paku kawat Baca Juga Pertumbuhan Tumbuhan Daur Hidup Paku Homospora Paku peralihan Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora, yaitu spora jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang dihasilkan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya adalah Equisetum debile. Gambar Spora pada Equisetum debile Daur Hidup Paku Peralihan Paku Heterospora Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, atau biasa disebut sebagai mikrospora dan spora betina memiliki ukuran yang lebih besar, atau biasa disebut sebagai makrospora. Contohnya adalah Marsilea crenata semanggi dan Selaginella widenowii. Gambar Spora pada Selaginella widenowii Baca Juga Penjelasan Macam-Macam Gerak Pada Tumbuhan Klasifikasi Pteridophyta Perbedaan Kelas Pteridophyta Kelas Psilophitinae Paku purba Psilophytinae mencakup tumbuhan paku yang masih primitif, paku purba meliputi jenis-enis paku yang sebagian bersar telah punah. Jenis-jenis sekarang yang masih ada hanya beberapa seperti pada Ordo Psilotales yang masih bisa ditemukan, dan lazimnya dianggap sebagai relik suatu golongan tumbuhan yang semula meliputi jenis-jenis yang lebih banyak. Warga paku purba merupakan paku telanjang tidak berdaun atau mempunyai daun-daun kecil mikrofil yang belum terdiferensiasi. Ada diantaranya yang belum mempunyai akar. Paku purba bersifat homospora. Baca Juga Jaringan Meristem Tumbuhan Beserta Penjelasannya Ordo Psilophytales paku telanjang Termasuk tumbuhan darat yang tertua, tumbuhan ini telah ditemukan didalam lapisan-lapisan bumi yang amat tua. Ciri-ciri umum tumbuhan ini adalah memiliki bentuk yang sederhana, masih belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang-cabang menggarpu dengan sporangium diujung-ujung batangnya. Ordo Psilophytales terdiri dari tiga famili yaitu Famili Rhynaceae Merupakan tumbuhan terna mencapai tingggi kira-kira ± 1,5 M, batang dalam tanah, membentuk cabang-cabang menggarpu. Tidak berdaun, tidak memiliki akar sejati tetapi akarnya hanya berupa rhizoid. Famili Asteroxylaceae Ciri-ciri dapat mencapai tinggi 1 m, pada batangnya terdapat penonjolan-penonjolan yang disebut mikrofil. Beberapa jenis menunjukkan percabangan berkas pengangkut sampai pada pangkal mikrofil. Famili Pseudosporochnaceae Ciri-ciri memiliki percabanagan menggarpu, sporangium terdapat pada ujung percabangan, percabangan yang melebar yang tidak fertil berguna untuk asimilasi. Ordo Psilotales Berupa terna kecil, rendah, belum memiliki akar hanya rizoid, bercabang menggarpu, mikrofil seperti sisik-sisik pada batang. Protalium telah ada, hanya berukuran beberapa sentimeter saja. Terdapat didaerah jawa. Kelas Lycopodiinae Paku kawat Kelas Lycopodiinae memiliki ciri batang dan akar-akarnya bercabang-cabang dan menggarpu. Daunnya kecil-kecil mikrofil tidak bertangkai, selalu bertulang satu saja, dan ada beberapa bangsa yang daun-daunnya memiliki lidah-lidah ligula. Daun-daun tersusun menurut garis spiral, sporofilnya berbeda dengan tropofilnya. Tiap-tiap sporofil mempunyai satu sporangonium yang besar pada bagian bawah sisi atas daun. Lycopodinae adalah keturunan dari Psilophytinae, hal ini dibuktikan oleh adanya mikrofil. Lapisan dalam dinding sporangium disebut dengan tapetum, pada waktu spora menjadi masak dan tidak terlarut. Embrio oleh suspensor didesak kedalam jaringan protalium kecuali pada Isoetes. Lycopodinae di dalam zaman Karbon telah berkembang lebiah luas dari pada zaman sekarang, bahkan ada yang telah berkembang menjadi tumbuhan berbiji, yaitu Lepidospermae. Mungkin karena tidak sempurnanya alat-alat penyerap dan pengangkut air, maka tumbuhan yang telah berupa pohon itu kemudian punah menjelang akhir zaman Palaeozoikum, karena iklim dibumi ini bertambah kering. Paku kawat dan paku rane yang berupa terna itulah yang dapat bertahan sampai sekarang. Lycopodiinae dibedakan menjadi 4 ordo yaitu, Lycopodiales, Selaginellales, Lepidedondrales dan Isoitales. Baca Juga Penjelasan Proses Pembentukan Sel Jantan Pada Tumbuhan Ordo Lycopodiales Bangsa ini terdiri kurang lebih atas 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong dalam suku Lycopodiaceae dari marga Lycopodium. Lycopodium itu kebanyakan berupa terna kecil yang sering sekali dipakai untuk pembuatan buket bersama dengan bunga. Batang mempunyai berkas pengangkut yang masih sederhana, tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas. Daun-daun berambut, berbentuk garis atau jarum, yang dianggap homolog dengan mikrofil Psilophytinae dan hanya memiliki satu tulang yang tidak bercabang. Akar biasanya bercabang-cabang mengarpu. Bagian-bagian batang yang berdiri tegak,di atas bagian yang agak jarang daun-daunnya, mempunyai rangkaian sporofil. Sporofil berbentuk segitiga sama sisi, mempunyai sporangium yang agak pipih, berbentuk ginjal, menghasilkan isospora. Letak sporangium pada sisi atas daun dekat dengan pangkalnya. Dinding sporangium terdiri atas beberapa lapis sel. Sporangium membuka dengan dua katup menurut suatu retak yang telah tampak dari susunan anatomi sel-selnya. Sesudah 6 atau7 tahun spora itu baru berkecambah, menghasilkanbadan yang terdiri dari 5 sel, yang semula mendapat makanan dari cadangan di dalam spora. Sesudah mengalami waktu istirahat, baru badan itu berkembang terus, jika dalam sel-selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan sebagai untuk perkembangan prolatalium harus ad simbiosis dengan mikoriza. Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil, keputih-putihan dan bersifat saprofit. Baru sesudah 12-15 tahun, alat-alat kelaminnya menjadi masak, sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika protalium muncul di atas tanah,lalu membentuk kloroplas dan warnanya menjadi hijau. Protalium itu berumah satu,alat-alat kelaminnya terdapat pada bagian apikal. Anetridium terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri atas banyak sel. Tiap sel anteridium selain dindingnya menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong, masing-masing mempunyai dua bulu cambuk. Zigot mula-mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah menjadi dua sel. Yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi oktan dan selanjutnya menjadi enmbrionya,sedang sel-sel yang atas yang menghadapleher arkegonium menjadi pendukung embrioatau suspensor. Jadi embrio itu tidak menghadap kearah leher arkegonium. Letak embrio yang demikian itu disebut endoskopik. Di daerah tropika banyak pula terdapat warga Lycopodium, di antaranya ada yang hidup sebagai epifit, misalnya L. nummularifolium. Ordo Selaginellales Habitus memperlihatkan persamaan dengan Lycopodinae. Sebagian mempunyai batang berbaring dan sebagian tegak, bercabang-cabang menggarpu anisotom, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang tumbuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai panjang sampai beberapa meter. Pada batang terdapat beberapa daun-daun kecil yang tersusun dalam 4 baris. Cabang-cabang sering kali mempunyai susunan dorsiventral. Dari 4 baris daun itu yang dua baris terdiri atas daun-daun yang lebih besar dan tersusun kesamping, yang dua baris lagi terdiri atas daun-daun yang lebih kecil terdapat pada sisi atas cabang-cabang yang menghadap kemuka. Akar-akar yang keluar dari bagianbagian batang yang tidak berdaun yang dinamakan pendukung akar. Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat suatu sisik yang dinamakan lidah-lidah ligula. Lidah-lidah tersebut merupakan alat penghisap air misalnya tetes air hujan, dan sering kali dengan perantaraa suatu trakeida mempunyai hubungan dengan berkas-berkas pembuluh pengangkutan. Selaginella bersifat heterospora, protakliumnya sangat kecil, jadi telah mengalami reduksi yang jauh. Rangkaian sporofil terminal,merupakan suatu bulir tunggal atau bercabang, biasanya radial, jarang sekali desiventral. Sporangium itu menghasilkan mikro dan makrospora, akan tetapi keduaduanya ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dalam makrosporangium sel-sel induk spora yang terbentuk semua mati, kecuali satu yang akhirnya dengan pembelahan reduksi menghasilkan 4 spora yang dindingnya penjol-penjol. Baca Juga Penjelasan Peristiwa Yang Terjadi Dalam Sel Tumbuhan Mikrosporangium pipih, di dalamnya banyak terkandung mikrospora. Dinding sporangium terdiri atas 3 lapis sel, yang paling dalam merupakan tapetum yang berguna untuk memberi makanan kepada spora. Dinding sel-sel tapetum tidak terlarut. Sporangium membuka dengan suatu mekanisme kohesi, dan membukanya sporangium spora terlempar keluar. Spora selagi masih berada dalam sporangium telah memulai perkembangannya untuk membentuk protalium. Mula-mula spora membelah menjadi suatu sel kecil berbentuk lensa dan satu sel yang lebih besar. Sel yang lebih besar berturut-turut mengadakan pembelahan, sehingga menghasilkan 8 sel dinding yang steril, dan 2 atau 4 sel yang di pusat. Sel kecil berbentuk lensa bersifat vegetatif dan dinamakan sel rizoid. Sel-sel yang merupakan dinding anteridium lalu terlarut dindingnya menjadi suatu lapisan lendir yang di dalamnya terdapat spermatozoid. Seluruh protalim jantan sampai stadium itu tetap berada dalam kulit mikrospora, tetapi akhirnya kulit itu pecah, sel-sel anteridium menjadi bebas, dan keluarlah spermatozoid berbentuk gada yang sedikit bengkok. Inti spora membelah secar bebas menjadi banyak,yang lalu tersebar dal plasma pada bagian atas spora. Baru kemudian mulai terbentuk dinding-dinding sel yang meluas kebawah, sehingga akhirnya seluruh spora terisi dengan sel-sel protalium. Akhirnya dinding makrospora pecah,dan protalium yang terdiri atas sel-sel kecil dan tidak berwarna tersebut keluar dan membentuk 3 rizoid pad 3 tempat. Setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi,mulailah perkembangan embrio yang biasanya bersifat endoskopis. Untuk membebaskan diri dari protalium, embroi yang endoskopik itu membelok seperti pada Lycopodium. Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae, dan satu marga Selaginella. Di Indonesia antara lain kita dapati Selaginella caudata, S. plana, S. wildenowii. Sebagian berbatang tegak, tapi juga ada yang batang mendatar, tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Daun ada dua macam, mikrofil dan makrofil, belum mengalami diferensiasi membentuk jaringan pagar dan jaringan spons. Akar tumbuh dari bagian batang yang tidak berdaun. Bersifat heterospor, protalium telah mereduksi, berukuran sangat kecil. Demikian penjelasan tentang Pteridophyta – Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Struktur, Contoh semoga bermanfaat bagi semua pembaca setia kami.
Pertanyaan Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali . mengalami metagenesis antara gametofit dan sporofit. dapat disebut tumbuhan Cormophyta berspora. tergolong dalam Tracheophyta. dapat dibedakan akar, batang dan daun sejati. belum memiliki batang sejati. IN.
PertanyaanBerikut ini ciri tumbuhan paku, KECUALI ....sporofitkormophytatracheophytaberakar serabutketurunan vegetatifJawabanyang bukan merupakan ciri tumbuhan paku adalah 5. keturunan bukan merupakan ciri tumbuhan paku adalah 5. keturunan vegetatif. PembahasanDalam siklus hidupnya, tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan metagenesis antara generasi gametofit yang berkromosom haploid n dan generasi sporofit yang berkromosom diploid 2n. Generasi sporofit hidup lebih dominan atau memiliki masa hidup yang lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Tumbuhan paku merupakan kormophyta yaitu kelompok tumbuhan yang dapat dibedakan struktur akar, batang, dan daun. Tumbuhan paku memiliki akar yang mempunyai ciri ciri yang khusus. Akar yang terdapat pada tumbuhan paku memiliki sifat seperti pada akar serabut. Ujung akar tumbuhan paku mendapat perlindungan dari kaliptra yang terdiri dari beberapa sel yang berbeda dengan sel akarnya. Tumbuhan paku memliki pembuluh angkut xilem dan floem tracheophyta. Dengan demikian, yang bukan merupakan ciri tumbuhan paku adalah 5. keturunan siklus hidupnya, tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan metagenesis antara generasi gametofit yang berkromosom haploid n dan generasi sporofit yang berkromosom diploid 2n. Generasi sporofit hidup lebih dominan atau memiliki masa hidup yang lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Tumbuhan paku merupakan kormophyta yaitu kelompok tumbuhan yang dapat dibedakan struktur akar, batang, dan daun. Tumbuhan paku memiliki akar yang mempunyai ciri ciri yang khusus. Akar yang terdapat pada tumbuhan paku memiliki sifat seperti pada akar serabut. Ujung akar tumbuhan paku mendapat perlindungan dari kaliptra yang terdiri dari beberapa sel yang berbeda dengan sel akarnya. Tumbuhan paku memliki pembuluh angkut xilem dan floem tracheophyta. Dengan demikian, yang bukan merupakan ciri tumbuhan paku adalah 5. keturunan vegetatif. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!2rb+ . 64 216 271 322 449 251 200 256